Banyak
wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena
terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode
tersebut mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB,
kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh
kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode, wanita harus menimbang berbagai
faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode,
konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang
diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan mempunyai
anak.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun demikian, meskipun telah mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi yang tersedia, tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara aman, efektif, dengan metode yang dapat diterima, baik secara perseorangan maupun budaya pada berbagai tingkat reproduksi. Tidaklah mengejutkan apabila banyak wanita merasa bahwa penggunaan kontrasepsi terkadang problematis dan mungkin terpaksa memilih metode yang tidak cocok dengan konsekuensi yang merugikan atau tidak menggunakan metode KB sama sekali.
Penggunaan
Kontrasepsi Menurut Umur
- Umur ibu kurang dari 20 tahun :
- Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.
- Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
- Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
- Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
- Umur ibu antara 20–30 tahun :
- Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
- Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
- Umur ibu di atas 30 tahun :
- Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa merupakan pilihan kedua.
- Dalam kondisi darurat, metode dengan cara operasi (sterilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah.
Pil
Pil
diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil
dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau
pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang
ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan
sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan
cara pencegah kehamilan yang lain.
Pil
dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama. Berdasarkan atas
bukti-bukti yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman selama
bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah mempunyai anak yang cukup
dan pasti tidak lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka
panjang lainnya seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga
dipertimbangkan. Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang
menderita hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker
kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui
vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak
napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah
kepala).Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar
haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit
jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat
badan.
Kondom
Kondom
merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di
masyarakat.
Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat
mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.Kondom mempunyai
kelebihan antara lain mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau supermarket
dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana. Selain itu, hampir
semua orang bisa memakai tanpa mengalami efek samping.
AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
atau IUD (Intra Uterine Device)
AKDR
atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat
kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat
setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi
isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). AKDR ini dapat terus dipakai selama
pemakai merasa cocok dan tidak ada keluhan. Untuk AKDR yang
mengandung tembaga,
hanya mampu berfungsi selama 2–5 tahun,
tergantung daya dan luas permukaan tembaganya. Setelah itu harus diganti dengan yang baru.
Keluhan
yang dijumpai pada penggunaan AKDR adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa
juga disertai dengan mulas
yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung
terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian AKDR harus dihentikan. Pengaruh
lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang
keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak
jumlahnya menjadi banyak selama 1–2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama
beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine
cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena
terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap AKDR yang merupakan benda asing
dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi.
Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian
AKDR.Ekspulsi juga sering dialami pemakai AKDR, yaitu AKDR keluar dari rahim.
Hal ini biasanya terjadi pada waktu haid, disebabkan ukuran AKDR yang terlalu
kecil. Ekspulsi ini juga dipengaruhi oleh jenis bahan yang dipakai. Makin
elastis sifatnya makin besar kemungkinan terjadinya ekspulsi. Sedangkan jika
permukaan AKDR yang bersentuhan dengan rahim (cavum uteri) cukup besar,
kemungkinan terjadinya ekspulsi kecil.
Norplant
Norplant
merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka
waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan
atas wanita. Wanita yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant adalah mereka
yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi,
migrain, epilepsi, benjolan pada payudara, depresi
mental, kencing batu, penyakit jantung, atau ginjal.
Kelebihan
norplant adalah masa pakainya cukup lama, tidak terpengaruh faktor lupa
sebagaimana kontrasepsi pil/suntik, dan tidak mengganggu kelancaran air susu
ibu. Sedangkan kekurangannya adalah bahwa pemasangan hanya bisa dilakukan oleh
dokter atau bidan yang terlatih dan kadang-kadang menimbulkan efek samping,
misalnya spotting atau menstruasi yang tidak teratur. Selain itu, kadang-kadang
juga menimbulkan berat badan bertambah.
Tubektomi
(Sterilisasi pada Wanita)
Tubektomi
adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan
wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa
dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu
pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi
yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk
menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan
sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikian, sterilisasi tidak
boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak
harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan
pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan
untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri.
Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau
lebih.
source :
www.alodokter.com/memilih-alat-kontrasepsi
www.anakku.net/kontrasepsi-pas-untuk-pasangan-cerdas
www.alodokter.com/memilih-alat-kontrasepsi
www.anakku.net/kontrasepsi-pas-untuk-pasangan-cerdas