Kanker
leher rahim atau
disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human
papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Di Indonesia hanya 5 persen yang
melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika
terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker Leher
Rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat
dilakukan dengan melakukan tes Pap smear dan
juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
Human papilloma virus (HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70%
kasus kanker serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi
kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun.
Namun proses penginfeksian ini sering tidak disadari oleh para penderita,
karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker sebagian besar berlangsung tanpa
gejala. Karena itu, Vaksinasi Kanker Serviks sangat dianjurkan, demikian juga
Penapisan.
Gejala
Kanker leher rahim pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas,
bahkan bisa tanpa gejala. Pada stadium lanjut, gejala kanker serviks, antara
lain: perdarahan post coitus, keputihan abnormal, perdarahan sesudah mati haid
(menopause) serta keluar cairan abnormal (kekuning-kuningan, berbau dan
bercampur darah).
Faktor Resiko
Faktor Alamiah
Faktor alamiah adalah
faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak
berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker
serviks adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin
tinggi risikonya terkena kanker serviks. Tetapi hal ini tidak hanya sekedar
orang yang sudah berumur saja, yang berusia muda pun bisa terkena kanker
serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan. Akan tetapi
kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko
kanker serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu
berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini tidak berarti Anda yang memiliki
keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks.
Faktor Kebersihan
- Keputihan yang dibiarkan terus
menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan,
yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir
berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari
ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut
dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila
Anda mengalami keputihan yang tidak normal.
- Penyakit
Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara
lain sifilis, gonore,
herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil
kelamin, dan virus HPV.
- Membasuh kemaluan dengan air yang
tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum yang tidak terawat. Air yang
tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman.
Faktor Pilihan
Faktor ketiga adalah
faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda tentukan sendiri, diantaranya
berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti partner
seks. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin,
termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan,
janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda
memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada
serviks. Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali
kelainan pada serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks
akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik.
Dokter yang tepat dalam melakukan pap smear adalah Dokter kandungan, tetapi
beberapa Laboratorium Klinik pun dapat melakukannya.
Ciri-Ciri Perempuan Menderita Kanker Serviks
- Saat berhubungan intim selaku merasakan sakit, bahkan sering diikuti pleh adanya perdarahan.
- Mengalami keputihanyang tidak normal disertai dengan perdarahan dan jumlahnya berlebih
- Sering merasakan sakit pada daerah pinggul
- Mengalami sakit saat buang air kecil
- Pada saat menstruasi, darah yang keluar dalam jumlah banyak dan berlebih
- Saat perempuan mengalami stadium lanjut akan mengalami rasa sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami bengkak, nafsu makan menjadi sangat berkurang, berat badan tidak stabil, susah untuk buang air kecil, mengalami perdarahan spontan.
Pencegahan
- Jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan bergizi
- Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan
- Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor
- Jika anda perokok, segera hentikan kebiasaan buruk ini
- Hindari berhubungan intim saat usia dini
- Selalu setia kepada pasangan anda, jangan bergonta-ganti apalagi diikuti dengan hubungan intim.
- Lakukan pemeriksaan pap smear minimal lakukan selama 2 tahun sekali, khususnya bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim
- Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya melakukan vaksinasi HPV
- Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta karotennya cukup banyak, konsumsi vitamin C dan E.
Pengobatan
Standar pengobatan
kanker serviks meliputi terapi: operasi pengangkatan,
radioterapi, dan kemoterapi. Pengobatan kanker serviks tahap pra kanker -
stadium 1A adalah dengan: histerektomi (operasi pengangkatan rahim). Bila
pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi
pilihan. Pengobatan kanker serviks stadium IB dan IIA tergantung ukuran
tumornya. Bila ukuran tumor tidak melebih 4 cm, disarankan radikal histerektomi ataupun radioterapi
dengan/tanpa kemo. Bila ukuran tumor lebih dari 4 cm, pasien disarankan
menjalani radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun
kemo berbasis cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi. Selain pengobatan
medis, pasien juga dapat melakukan terapi komplementer dengan herbal kanker.
source :
picture courtesy of bidanku.com
0 komentar:
Posting Komentar